Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secarakreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkanpeluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasarsangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidakboleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatuhal yang harus dipelajari dalam membangun usaha.
Manfaat Segmentasi
Salah satu alasan perusahaan melakukan segmentasi untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Segmentasi yang berorientasi pada peningkatan pemasaran akan memberikan keuntungan bagi pebisnis dan pelanggan, yaitu:
1. Menyediakan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baikProdusen dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi dengan menggunakan pola berbeda, insentif dan kegiatan promosi yang bebeda pada setiap segmen yang dituju. Contohnya perusahaan komputer Dell, yang mengelompokkan konsumennya kedalam kelompok pribadi, bisnis kecil, bisnis besar, dan organisasi pemerintah atau kemasyarakatan dan bukan berdasarkan pada lini produk yang dihasilkan. Hal tersebut terbukti mampu memberikan pelayanan dan ketersediaan produk yang lebih baik.2. Meningkatkan pendapatanLebih sulit bagi produsen untuk menaikkan harga pada seluruh pasar. Kecuali jika produsen mengelompokkan segmen premium yang akan menerima harga yang lebih mahal. Dengan segmentasi perusahaan mengetahui pasar mana yang berpotensi dapat meningkatkan pendapatannya lebih besar.3. Peluang untuk tumbuhDengan segmentasi pasar organisasi dapat menciptakan ‘niche product’ yang akan menarik konsumen lain untuk mencoba dan kemudian membeli produk tersebut.
Dalam menentukan strategi kebijakan segmentasi market untuk pemasaran produk tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Kebijakan pensegmenan tersebut harus didasarkan pada kriteria tertentu. Diantara kriteria tertentu yang dimaksud adalah terdiri atas pensegmenan objek konsumsi dan objek industry. Berikut beberapa poin penting yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk melakukan segmentasi:
Segmentasi pasar yang dilakukan dengan landasan tata demografis dari suatu daerah. Dalam melakukan segmentasi dengan mempertimbangkan faktor demografis dapat dilakukan dengan menspesifikasikan pasar pada kriteria jenis kelamin, besarnya income dari para konsumen, agama yang dianut, tingkat jenjang pendidikan, jenis pekerjaan yang mayoritas di daerah yang disurvei dan masih banyak lagi.
Segmentasi yang dilakukan berdasarkan atas faktor psychografis. Pensegmentasian berdasarkan faktor psychografis dapat dilakukan dengan mengkategorikan market terdiri atas klasifikasi motif atau alas an dasar terjadinya pembelian yang dilakukan oleh konsumen, gaya hidup yang kebanyakan sedang buming yang terjadi saat ini, kelas sosial atas konsumen yang menjadi target sasaran produk, dan berbagai hal pendukung lainnya seperti ciri-ciri kepribadian yang dimiliki oleh para konsumen.
Segmentasi yang terakhir yaitu segmentasi yang didasarkan pada letak konsumen di daerah tertentu dengan tinjauan secara geografis wilayah. Tentunya tidak mungkin memasarkan produk tungku pemanas (heater) di wilayah tropis dimana memiliki suhu yang panas. Heater akan laku untuk daerah dengan memiliki iklim yang dingin.Kemudian penggolongan segmentasi atas pertimbangan faktor geografis juga dapat dilakukan dengan cara melihat pertimbangan seperti letak konsumen apakah di kota, di desa, di kabupaten, di propinsi, atau target yang lebih luas Negara atau nasional atau bahkan hingga pasar tingkat internasional. Dengan melihat dan mencari faktor-faktor yang mendukung untuk mensukseskan terjadinya penjualan maka perusahaan akan lebih mengerti akan selera pasar sesuai di tiap-tiap daerah.
Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam kelompok (cluster) geografis. Penetapan Sasaran Berdasarkan Demografi• Pertumbuhan populasi dan penyebaran geografis.• Perubahan struktur usia, seperti Konsumen berusia setengah baya dan mapan; Anak-anak dan remaja; dll. • Perubahan yang terjadi dalam rumah tangga konsumen.• Perkembangan populasi etnis.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui atau disimpulkan bahwa:
Segmentasi pasar sangat membantu suatu usaha atau perusahaan untuk dapat menetapkan strategi pemasaran yang nantinya dapat membuat perusahaan menglikasikan produk-produk sesuai dengan sasarannya.Tentu saja dengan pengakolasian yang tepat dengan cara segmentasi pasar nanti dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan tersebut.
Segmentasi pasar Geodemografi merupakan pencampuran antara Segmentasi Demografi dengan Geografi.Dimana faktor-faktor yang terdapat diantara keduanya sangat saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Segmentasi Demografi di pengaruhi oleh berbagai faktor-faktor seperti:
1. Jenis Kelamin:Dimana antara wanita dengan pria memiliki postur tubuh yang sangat berbeda sehingga dalam pemenuhan kebutuhan akan hidup dan corakatau model produk yang digunakanakan sangat berbeda.biasanya kebutuhan wanita lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan pria contohnya kebutuhan akan kebutuhan berbagai model pakainan alat mempercanti diri bagi wanita .
2. Besarnya Income dari konsumen : Setiap orang memiliki berbagai pekerjaan dan tingkat pendapatan yang berbeda- beda antara yang satu dengan yang lainnya.Sehingga besar kecilnya produk yang dibeli maupun segi kualitas produk yang digunakan sangat tergantung pada pendapatan dari masing-masing orang tersebut.
3. Agama yang dianut:Setiap agama memiliki berbagai peraturan-peraturan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dimana aturan dan kebiasaan yang diajarkan dalam setiap agama tersebut harus dijalani dan dilaksanakan oleh semua umat yang mengikuti ajaran agama tersebut dan orang yang melanggarnya pastinya akan mendapatkan dosa,Contohnya larangan memakan daging Anjing Dan Babi bagi umat Islam.
4. Tingkat jenjang pendidikan: Tingkat pendidikan setiap orang pun berbeda antara orang yang satu dengan yang lain dimana biasanya semakin tiggi tingkat jenjang seseoran akan semakin beragam produk yang akan dibeli dan dugunakan dan semakin tinggi pemilihan kualitas dari produk tersebut.
Segmentasi geografi di pengaruhi letak konsumen dimana ia tinggal,dimana besar kecilnya wilayah,suhu,maupun keadaan wilayah yang ia tinggali sangat berpengaruh terhadap produk-produk yang akan dibelinya.seperti orang yang tinggal di suhu dingin dalam meggunakan pakaian pastinya akan memakai pakaian yang tebal dan hangat yang menutupi seluruh tubuh dan tidak mungkin meggunakan pakaian yang tipis dan pendek seperti orang yang tinggal di daerah panas.
Referensi :
1. http://finance.groups.yahoo.com/group/Bisnis_Center/message/13736
2. http://massofa.wordpress.com/2009/03/03/segmentasi-pasar/
3. http://go-kerja.com/pemasaran-strategi/
4. http://libertysarman.blogspot.com/2009/12/sasaran-komunikasi-pemasaran-demografis.html
Rabu, 30 Desember 2009
Kamis, 24 Desember 2009
“KENAPA YA, WANITA SAAT INI LEBIH SUKA MEMAKAI CELANA(JEANS)
Ehm!,bila kita lihat penampilan wanita pada saat ini tidak dijalan,dimol atau tempat perbelanjaan,dikampus,tempat rekreasi maupun tempat lainnya.Kebanyakkan pada saat ini didalam berbusana lebih cenderung atau suka memakai celana(pendek/panjang) yang terbuat dari bahan/jeans,jarang sekali yang memakai rok,bila ditemui hanya beberapa orang saja.
Bila zaman dulu kaum wanita cenderung lebih suka memakai rok di dalam berbusana dan penggunaan celana bahan atau jeans cenderung dikenakan oleh kaum pria,namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju penggunaan celan bahan atau jeans yang dulu digunakan hanya oleh kaum pria kini juga dikenakan oleh kaum wanita.Penggunaan rok hanya terlihat di tempat-tempat formal seperti sekolah dan gedung perkantoran atau di acara-acara tertentu saja.
Bila zaman dulu kaum wanita cenderung lebih suka memakai rok di dalam berbusana dan penggunaan celana bahan atau jeans cenderung dikenakan oleh kaum pria,namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju penggunaan celan bahan atau jeans yang dulu digunakan hanya oleh kaum pria kini juga dikenakan oleh kaum wanita.Penggunaan rok hanya terlihat di tempat-tempat formal seperti sekolah dan gedung perkantoran atau di acara-acara tertentu saja.
Dari beberapa orang wanita yang ditanya alasan mereka lebih suka mengenakan celan dibanding rok ketika berpergian diantaranya adalah karena menggunakan celana itu lebih enak dan nyaman dan memakai rok banyak resikonya,lebih leluasa dalam melakukan kegiatan aktivitas apalagi didalam kendaraan seperti kereta,lebih simpel dan tidak risih.
Ya dengan berbagai alasan itulah kaum wanita saat ini lebih menyukai menggunakan celana terutama celana jeans dibanding mengenakan rok.
Dari mana ya celana jeans berasal?
Berikut keterangan mengenai sejarah celana jeans yang diambil dari http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1846949-sejarah-celana-jeans-levi/
Levi’s diperkenalkan oleh seorang pemuda nekad dari Newyork berumur 20 tahun, bernama Levi Strauss. Profesi sehari-hari pemuda tersebut adalah penjual pakain.Levi Strauss tidak menyangka jika jeans buatannya akan laku keras dan digemari oleh mayarakat dunia. Padahal dalam memperkenalkan produknya tersebut, ia lebih besar hanya bermodalkan nekad. Levi Strauss sangat cerdik dalam menangkap peluang. Ia tidak mau mengikuti jejak rekan-rekannya yang lebih memilih profesi sebagai penambang emas, ketika merantau ke California pada tahun 1848. Di tahun tersebut masyarakat Amerika sedang dilanda demam emas.Di sana, Levi Strauss memperhatikan para penambang emas yang sedang bekerja. Ternyata diantara para penambang tersebut, banyak penambang memakai celana yang mudah rusak pada saat bekerja. Akhirnya, Levi Strauss mencoba membuat celana dari bahan yang tidak mudah robek dengan memesannya dari Genoa. Bahan itu di dunia pemintalan dikenal dengan istilah ‘genes’, yang sekarang orang lebih mengenalnya dengan sebutan ‘jeans’. Celana hasil karya pertamanya itu diberi merk ‘Levi’s’.Celana jeans tersebut akhirnya menjadi pakai kebangsaan bagi para penambang emas di California, dan kini banyak masyarakat yang sering kita jumpai mengenakan celana jeans Levi’s. Semoga kisah Levi Staruss ini dapat menjadi inspirasi kita untuk berani berinovasi dan mengambil resiko.
Referensi:
1. wawancara dengan beberapa wanita
2. http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1846949-sejarah-celana- jeans-levi/
RISET PERILAKU KONSUMEN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Bidang riset konsumen dikembangkan sebagai perluasan bidang riset pemasaran, hampir semata-mata memfokuskan perhatiannya pada perilaku konsumen bukannya pada aspek-aspek lain dalam proses pemasaran. Hasil-hasil riset pasar dan juga hasil riset konsumen digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan manajerial. Alasan pertama mempelajari perilaku konsumen adalah untuk memungkinkan para pemasar meramalkan bagaimana para konsumen akan bereaksi terhadap berbagai pesan promosi dan untuk memahami cara mereka mengambil keputusan membelinya
Perilaku konsumen :Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Perilaku konsumen :Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangaat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
Dari penjelasan di atas mengenai perilaku konsumen dapat diketahui betapa pentingnya seorang manajer mengetahui berbagai faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen yaitu kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.yaitu bagaimana konsumen akan berperilaku dalam melakukan pembelian terhadap produ-produk yang ditawarkan atau yang telah dipromosikan oleh suatu produsen atau pengusaha produk-produk tertentu.Setelah memahami faktor-faktor tersebut tentunya seorang manajer dapat melakukan berbagai strategi pemasaran seperti promosi yang harus dilakukan dan diterapkan guna menarik minat para konsumen ,agar mempergunakan produk-produk yang mereka tawarkan sehingga produk tersebut laku di pasaran.
Referensi:
1. http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_8167/title_perilaku-konsumen/
2. http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/2009/11/03/pentingnya-perilaku-konsumen-dalam-menciptakan-iklan-yang-efektif/
Minggu, 22 November 2009
Tugas Metode Riset 3
Rangkuman Jurnal data sekunder 1:
Oleh
Liabriana NPM:10207655
Rinta Harjanti NPM:10207944
Kelas 3EA05
ANALISIS PERANAN PERBANKAN DALAM
MEMAJUKAN SEKTOR USAHA KECIL-MIKRO
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
(STUDI KASUS DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR, PROPINSI SUMATERA UTARA)
(Rencana Proposal Penelitian)
Oleh:
Petrus F.T.P. Tampubolon
NRP. P062059394
pftpt@telkom.net
Ringkasan:
Kabupaten Toba Samosir dibentuk dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal. Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara yang diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri. Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara di jajaran Bukit Barisan dengan topografi berbukit dan bergelombang. Secara geografis Kabupaten Toba Samosir terletak pada 2003’ – 2040’Lintang Utara, 98056’ - 99040’ dan 300 - 2.200 meter di atas permukaan laut.Kabupaten Toba Samosir berbatasan dengan Kabupaten Simalungun di sebelah Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan 7 Labuhan Batu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Tapanuli Utara, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir.
Kabupaten Toba Samosir, yang memiliki luas daratan 2.021,80 km2, terdiri dari 11 kecamatan dengan 192 desa/kelurahan, yaitu 179 desa dan 13 kelurahan. Dari 11 kecamatan tahun 2004, Habinsaran merupakan kecamatan dengan luas daratan terluas, yaitu 732,06 km2 atau 36,21%. Diurutan kedua Kecamatan Pintu Pohan Meranti dengan luas 386,95 km2 atau 19,14%. Sedangkan Sigumpar merupakan kecamatan yang memiliki luas daratan terkecil, yaitu 25,50 km2 atau 1,26%.
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Toba Samosir berjumlah 174.382 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 88,39 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Toba Samosir tahun 2000 dibandingkan dengan tahun 1990 adalah sebesar 0,51%. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2004, jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir berjumlah 167.907 jiwa, dengan demikian laja pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 2000 sampai 2004 adalah - 0,94%. Adapun jumlah rumah tangga sebesar 36.749 rumah tangga, dengan rata-rata anggota per rumah tangga tahun 2004 sekitar 4,6 jiwa. Balige yang merupakan ibukota Kabupaten Toba Samosir memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu 47.412 jiwa (28,24%) dengan 8.784 rumah tangga, disusul Kecamatan Porsea dengan 24.689 jiwa (14,70%) dengan 5.768 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Sigumpar merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu 6.624 jiwa (3,94%) dengan 1.615 rumah tangga.Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Toba Samosir tahun 2004 sebesar 83,05 km2/jiwa. Berdasarkan kecamatan, keragaman tingkat kepadatan penduduk cukup heterogen. Balige sebagai ibukota kabupaten merupakan daerah yang paling padat, dengan tingkat kepadatan penduduk 410,49 jiwa/km2, diikuti Kecamatan Sigumpar dengan 259,76 jiwa/km2,. Sedangkan kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Kecamatan Pintu Pohan Meranti yaitu hanya 20,49 jiwa/km2. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk perempuan Kabupaten Toba Samosir tahun 2004 lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk lakilaki. Sebagai perbandingan, rasio jenis kelamin tahun 2004 sebesar 97,14, artinya setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 97 orang penduduk lakilaki.Atau dalam presentase dapat dinyatakan bahwa sekitar 50,73% merupakan penduduk perempuan dan sisanya 49,27% penduduk laki-laki. Besaran angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Toba Samosir atas dasar harga berlaku tahun 2004 sebesar Rp. 1.748.167,51 juta, menurun sebesar 13,22% dibandingkan tahun 2003. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan tahun 2000, PDRB Kabupaten Toba Samosir tahun 2004 sebesar Rp. 1.285.571,32 juta, menurun sebesar 16,29% dibandingkan tahun 2003. Berdasarkan lapangan usa, sektor industri merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB (atas dasar harga berlaku) Kabupaten Toba Samosir tahun 2004. Kontribusi yang diberikan oleh sektor industri bagi pembentukan PDRB Kabupaten Toba Samosir adalah 38,17%. Sektor kedua yang memberikan kontribusi yang terbesar adalah sektor pertanian sebesar 32,76%. Sektor industri merupakan sektor yang menunjukkan penurunan yang cukup berarti dalam pembentukan PDRB tahun 2004, hal ini dapat dilihat 8 dari perannya tahun 2003 sebesar 50,62% turun tajam menjadi 38,17% pada tahun 2004. Sementara sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor terkecil dalam memberi kontribusi terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku yaitu hanya 0,28%. PDRB per kapita Kabupaten Toba Samosir atas dasar harga berlaku ahun 2004 sebesar Rp. 10.411.522,51 mengalami penurunan sebesar 13,65% bila dibanding tahun 2003. Sementara berdasarkan atas dasar harga constan, PDRB per kapita tahun 2004 sebesar Rp. 7.656.448,63 mengalami penurunan sebesar 16,69% dibanding tahun 2003.
: Toba Samosir dalam Angka 2004, BPS Kabupaten Toba Samosir.
Jumlah kredit yang disalurkan bank umum di Kabupaten Toba Samosir pada posisi bulan September 2004 sebesar Rp. 116.466 juta, artinya bahwa loan to deposit ratio (LDR) atau perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah dana masyarakat yang disimpan di bank hanya sebesar 35,26%. Dengan nilai LDR 35,26%, perbankan masih mempunyai ruang yang cukup luas untuk meningkatkan perannya dalam menggerakkan
aktivitas perekonomian masyarakat. Pada waku yang sama, sektor yang paling besar mendapatkan kucuran dana kredit adalah sektor jasa sosial yang mencapai Rp. 36.336 juta atau 31,20%, disusul oleh sektor lain-lain sebesar Rp. 21.302 juta atau 18,29%. Sedangkan sektor yang mendapat kucuran kredit terkecil diluar sektor pertambangan dan listrik, gas dan air adalah sektor pengangkutan yang hanya mendapat Rp. 704 juta atau 0,60%.
Toba Samosir dalam Angka 2004, BPS Kabupaten Toba Samosir.
Jumlah kredit usaha kecil yang disalurkan perbankan pada posisi bulan September 2004 adalah Rp. 65.659 juta atau 56,38% dari total jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum. Sektor yang paling besar mendapatkan KUK adalah sektor perdagangan sebesar Rp. 33.151 juta. Pada saat yang sama, sektor perindustrian dan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Toba Samosir, yaitu Rp. 667,288.98 juta dan Rp. 572,631.29 juta, hanya memperoleh kucuran KUK masing-masing sebesar Rp. 3.154 juta (4,80% dari total KUK)dan Rp. 10.715 juta (16,32% dari total KUK). Dengan mempertimbangkan kontribusi sektor perindustrian dan sector pertanian dalam PDRB, maka perbankan berpeluang untuk meningkatkan penyaluran KUK pada kedua sektor ini sehingga diharapkan dapat lebih memacu peningkatan PDRB Kabupaten Toba Samosir.
4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan/regulasi yang
dikeluarkan perbankan dalam memajukan sektor usaha kecil-mikro
yang berwawasan lingkungan di wilayah Kabupaten Toba Samosir.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara dan diskusi dengan praktisi/pakar perbankan (professional judgement), pendapat para pelaku usaha pada sektor ekonomi kecil-mikro dan uraian pada beberapa literatur, dapat dikemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan/regulasi perbankan dalam memajukan sektor usaha kecil-mikro
yang berwawasan lingkungan, antara lain :
1. Tingkat suku bunga bank, baik tingkat bunga simpanan maupun tingkat
bunga pinjaman.
2. Persyaratan pengajuan dan pencairan kredit yang ditetapkan oleh bank.
3. Cara pengembalian kredit, termasuk jangka waktu pengembalian kredit.
4. Kesiapan dan kemampuan sumberdaya manusia / petugas perbankan
dalam memahami karakteristik usaha dan memahami karakteristik
pengusaha kecil-mikro.
5. Rasio antara proyeksi perolehan keuntungan dan biaya yang harus
dikeluarkan pengusaha kecil-mikro dalam menjalankan konsep usaha
yang berwawasan lingkungan.
Analisis data sekunder oleh:
Liabriana NPM: 10207655 Kelas:3EA5
Oleh
Liabriana NPM:10207655
Rinta Harjanti NPM:10207944
Kelas 3EA05
ANALISIS PERANAN PERBANKAN DALAM
MEMAJUKAN SEKTOR USAHA KECIL-MIKRO
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
(STUDI KASUS DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR, PROPINSI SUMATERA UTARA)
(Rencana Proposal Penelitian)
Oleh:
Petrus F.T.P. Tampubolon
NRP. P062059394
pftpt@telkom.net
Ringkasan:
Kabupaten Toba Samosir dibentuk dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal. Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara yang diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri. Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara di jajaran Bukit Barisan dengan topografi berbukit dan bergelombang. Secara geografis Kabupaten Toba Samosir terletak pada 2003’ – 2040’Lintang Utara, 98056’ - 99040’ dan 300 - 2.200 meter di atas permukaan laut.Kabupaten Toba Samosir berbatasan dengan Kabupaten Simalungun di sebelah Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan 7 Labuhan Batu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Tapanuli Utara, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir.
Kabupaten Toba Samosir, yang memiliki luas daratan 2.021,80 km2, terdiri dari 11 kecamatan dengan 192 desa/kelurahan, yaitu 179 desa dan 13 kelurahan. Dari 11 kecamatan tahun 2004, Habinsaran merupakan kecamatan dengan luas daratan terluas, yaitu 732,06 km2 atau 36,21%. Diurutan kedua Kecamatan Pintu Pohan Meranti dengan luas 386,95 km2 atau 19,14%. Sedangkan Sigumpar merupakan kecamatan yang memiliki luas daratan terkecil, yaitu 25,50 km2 atau 1,26%.
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Toba Samosir berjumlah 174.382 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 88,39 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Toba Samosir tahun 2000 dibandingkan dengan tahun 1990 adalah sebesar 0,51%. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2004, jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir berjumlah 167.907 jiwa, dengan demikian laja pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 2000 sampai 2004 adalah - 0,94%. Adapun jumlah rumah tangga sebesar 36.749 rumah tangga, dengan rata-rata anggota per rumah tangga tahun 2004 sekitar 4,6 jiwa. Balige yang merupakan ibukota Kabupaten Toba Samosir memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu 47.412 jiwa (28,24%) dengan 8.784 rumah tangga, disusul Kecamatan Porsea dengan 24.689 jiwa (14,70%) dengan 5.768 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Sigumpar merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu 6.624 jiwa (3,94%) dengan 1.615 rumah tangga.Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Toba Samosir tahun 2004 sebesar 83,05 km2/jiwa. Berdasarkan kecamatan, keragaman tingkat kepadatan penduduk cukup heterogen. Balige sebagai ibukota kabupaten merupakan daerah yang paling padat, dengan tingkat kepadatan penduduk 410,49 jiwa/km2, diikuti Kecamatan Sigumpar dengan 259,76 jiwa/km2,. Sedangkan kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Kecamatan Pintu Pohan Meranti yaitu hanya 20,49 jiwa/km2. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk perempuan Kabupaten Toba Samosir tahun 2004 lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk lakilaki. Sebagai perbandingan, rasio jenis kelamin tahun 2004 sebesar 97,14, artinya setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 97 orang penduduk lakilaki.Atau dalam presentase dapat dinyatakan bahwa sekitar 50,73% merupakan penduduk perempuan dan sisanya 49,27% penduduk laki-laki. Besaran angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Toba Samosir atas dasar harga berlaku tahun 2004 sebesar Rp. 1.748.167,51 juta, menurun sebesar 13,22% dibandingkan tahun 2003. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan tahun 2000, PDRB Kabupaten Toba Samosir tahun 2004 sebesar Rp. 1.285.571,32 juta, menurun sebesar 16,29% dibandingkan tahun 2003. Berdasarkan lapangan usa, sektor industri merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB (atas dasar harga berlaku) Kabupaten Toba Samosir tahun 2004. Kontribusi yang diberikan oleh sektor industri bagi pembentukan PDRB Kabupaten Toba Samosir adalah 38,17%. Sektor kedua yang memberikan kontribusi yang terbesar adalah sektor pertanian sebesar 32,76%. Sektor industri merupakan sektor yang menunjukkan penurunan yang cukup berarti dalam pembentukan PDRB tahun 2004, hal ini dapat dilihat 8 dari perannya tahun 2003 sebesar 50,62% turun tajam menjadi 38,17% pada tahun 2004. Sementara sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor terkecil dalam memberi kontribusi terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku yaitu hanya 0,28%. PDRB per kapita Kabupaten Toba Samosir atas dasar harga berlaku ahun 2004 sebesar Rp. 10.411.522,51 mengalami penurunan sebesar 13,65% bila dibanding tahun 2003. Sementara berdasarkan atas dasar harga constan, PDRB per kapita tahun 2004 sebesar Rp. 7.656.448,63 mengalami penurunan sebesar 16,69% dibanding tahun 2003.
: Toba Samosir dalam Angka 2004, BPS Kabupaten Toba Samosir.
Jumlah kredit yang disalurkan bank umum di Kabupaten Toba Samosir pada posisi bulan September 2004 sebesar Rp. 116.466 juta, artinya bahwa loan to deposit ratio (LDR) atau perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah dana masyarakat yang disimpan di bank hanya sebesar 35,26%. Dengan nilai LDR 35,26%, perbankan masih mempunyai ruang yang cukup luas untuk meningkatkan perannya dalam menggerakkan
aktivitas perekonomian masyarakat. Pada waku yang sama, sektor yang paling besar mendapatkan kucuran dana kredit adalah sektor jasa sosial yang mencapai Rp. 36.336 juta atau 31,20%, disusul oleh sektor lain-lain sebesar Rp. 21.302 juta atau 18,29%. Sedangkan sektor yang mendapat kucuran kredit terkecil diluar sektor pertambangan dan listrik, gas dan air adalah sektor pengangkutan yang hanya mendapat Rp. 704 juta atau 0,60%.
Toba Samosir dalam Angka 2004, BPS Kabupaten Toba Samosir.
Jumlah kredit usaha kecil yang disalurkan perbankan pada posisi bulan September 2004 adalah Rp. 65.659 juta atau 56,38% dari total jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum. Sektor yang paling besar mendapatkan KUK adalah sektor perdagangan sebesar Rp. 33.151 juta. Pada saat yang sama, sektor perindustrian dan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Toba Samosir, yaitu Rp. 667,288.98 juta dan Rp. 572,631.29 juta, hanya memperoleh kucuran KUK masing-masing sebesar Rp. 3.154 juta (4,80% dari total KUK)dan Rp. 10.715 juta (16,32% dari total KUK). Dengan mempertimbangkan kontribusi sektor perindustrian dan sector pertanian dalam PDRB, maka perbankan berpeluang untuk meningkatkan penyaluran KUK pada kedua sektor ini sehingga diharapkan dapat lebih memacu peningkatan PDRB Kabupaten Toba Samosir.
4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan/regulasi yang
dikeluarkan perbankan dalam memajukan sektor usaha kecil-mikro
yang berwawasan lingkungan di wilayah Kabupaten Toba Samosir.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara dan diskusi dengan praktisi/pakar perbankan (professional judgement), pendapat para pelaku usaha pada sektor ekonomi kecil-mikro dan uraian pada beberapa literatur, dapat dikemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan/regulasi perbankan dalam memajukan sektor usaha kecil-mikro
yang berwawasan lingkungan, antara lain :
1. Tingkat suku bunga bank, baik tingkat bunga simpanan maupun tingkat
bunga pinjaman.
2. Persyaratan pengajuan dan pencairan kredit yang ditetapkan oleh bank.
3. Cara pengembalian kredit, termasuk jangka waktu pengembalian kredit.
4. Kesiapan dan kemampuan sumberdaya manusia / petugas perbankan
dalam memahami karakteristik usaha dan memahami karakteristik
pengusaha kecil-mikro.
5. Rasio antara proyeksi perolehan keuntungan dan biaya yang harus
dikeluarkan pengusaha kecil-mikro dalam menjalankan konsep usaha
yang berwawasan lingkungan.
Analisis data sekunder oleh:
Liabriana NPM: 10207655 Kelas:3EA5
ANALISIS PERANAN PERBANKAN DALAM
MEMAJUKAN SEKTOR USAHA KECIL-MIKRO
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
(STUDI KASUS DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR, PROPINSI SUMATERA UTARA)
(Rencana Proposal Penelitian)
Oleh:
Petrus F.T.P. Tampubolon
NRP. P062059394
pftpt@telkom.net
MEMAJUKAN SEKTOR USAHA KECIL-MIKRO
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
(STUDI KASUS DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR, PROPINSI SUMATERA UTARA)
(Rencana Proposal Penelitian)
Oleh:
Petrus F.T.P. Tampubolon
NRP. P062059394
pftpt@telkom.net
peranan perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasi di Kabupaten Toba Samosir masih belum berjalan optimal. Tingkat LDR sebesar 35,26% yang ada saat ini masih berpotensi untuk dapat ditingkatkan secara bertahap sehingga dapat lebih menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakat tanpa harus merusak lingkungan dan sumberdaya alam yang ada.
Beberapa rekomendasi yang diajukan untuk dapat meningkatkan peranan perbankan di Kabupaten Toba Samosir antara lain :
1. Membuat peta (mapping) potensi atas setiap jenis sektor ekonomi
berdasarkan :
a. Jumlah penyerapan tenaga kerja.
b. Tingkat pengembalian (kualitas) kredit.
c. Potensi dampak yang ditimbulkan terhadap kerusakan lingkungan.
2. Melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat sejak awal proses
pemberian dan pemantauan kredit.
3. Memberi kredit dalam kelompok-kelompok kecil dan tiap kelompok
dipimpin oleh satu orang ketua. Resiok gagal bayar oleh salah seorang
anggota kelompok dalam kelompok tertentu akan ditanggung bersamasama
(tanggung-renteng) oleh anggota kelompok lainnya.
4. Memberikan kredit dalam batas/radius tertentu yang masih dapat
terpantau dengan baik oleh petugas bank.
beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan/regulasi perbankan dalam memajukan sektor usaha kecil-mikro
yang berwawasan lingkungan, antara lain :
1. Tingkat suku bunga bank, baik tingkat bunga simpanan maupun tingkat
bunga pinjaman.
2. Persyaratan pengajuan dan pencairan kredit yang ditetapkan oleh bank.
3. Cara pengembalian kredit, termasuk jangka waktu pengembalian kredit.
4. Kesiapan dan kemampuan sumberdaya manusia / petugas perbankan
dalam memahami karakteristik usaha dan memahami karakteristik
pengusaha kecil-mikro.
5. Rasio antara proyeksi perolehan keuntungan dan biaya yang harus
dikeluarkan pengusaha kecil-mikro dalam menjalankan konsep usaha
yang berwawasan lingkungan
Rangkuman Jurnal data sekunder 2:
Oleh
Liabriana NPM:10207655
Rinta Harjanti NPM:10207944
kelas 3EA05
PENGARUH FAKTOR INTERNAL BANK TERHADAP VOLUME KREDIT PADA BANK YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
FRANCISCA
DRS. HASAN SAKTI SIREGAR, M.Si, Ak
Universitas Sumatera Utara
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bank-bank yang go public di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Jumlah populasi yang ada adalah 23 bank pada tahun 2005, 26 bank pada tahun 2006 dan 31 bank pada tahun 2007. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2004:78). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:
1. Bank-bank tersebut terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Indonesia) pada tahun 2005, 2006 dan 2007
2. Bank-bank tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut,
3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan pada periode 2005-2007.
Hasil seleksi dengan menggunakan metode purposive sampling mendapatkan 66 sampel penelitian.
Variabel Penelitian
Variabel independen (bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan. Variabel independen disimbolkan dengan “X1” (dana pihak ketiga atau DPK), “X2” (capital adequacy ratio atau CAR), “X3” (return on asset atau ROA) dan “X4” (non performing loan atau NPL).
Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah atau volume penyaluran kredit. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
Menurut Jogiyanto (2004:62), “Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionaliasikan di dalam riset”.
a. Dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dari deposito (Abdullah, 2005:33).
b. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyanggah resiko dari aktiva bank (Dendawijaya, 2005:121). Menurut Siamat (2005:254) “perhitungan rasio kecukupan modal dilakukan dengan menbandingkan jumlah modal yang dimiliki (modal inti dan modal pelengkap) bank dengan aktiva tertimbang menurut resiko”. Dalam menghitung aktiva tertimbang menurut resiko, terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung padaaktiva
Pembahasan hasil penelitian
Dari hasil pengujian variabel secara parsial, variabel dana pihak ketiga (DPK) dan ROA (return on asset) berpengaruh signifikan terhadap volume kredit sedangkan CAR (capital adequacy ratio) dan NPL (non performing loan) tidak berpengaruh signifikan terhadap volume kredit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan t tabel serta signifikansi masing-masing variabel tersebut.
Dana pihak ketiga (DPK) dapat digunakan memprediksi volume kredit. Dari hasil uji statistik yang dilakukan, dana pihak ketiga memiliki pengaruh positif terhadap volume kredit. Hasil uji t , LN_DPK yang menunjukkan variabel dana pihak ketiga memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 artinya variabel dana pihak ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh terhadap volume kredit. Hasil ini mendukung teori yang dikemukan oleh Warjiyo (2005:432) yang mengatakan bahwa dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak seperti yang disebutkan dalan UU No.10 tahun 1998. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006) dan Harmanta dan Ekananda (2005) yang menunjukkan bahwa peningkatan dana pihak ketiga akan diikuti dengan peningkatan penyaluran volume kredit oleh perbankan.
CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit karena dari hasil uji secara parsial menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel ini dengan volume kredit, dimana nilai signifikansi t sebesar 0,727 yang lebih besar dari 0,05 . Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bank dapat mengabaikan CAR dalam penyaluran kredit karena kecukupan modal bank sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006), yang menemukan bahwa capital adequacy ratio berpengaruh signifikan terhadap volume kredit.
ROA (Return on asset) dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit. Hasil uji t , LN_ROA yang menunjukkan variabel return on asset memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,012 yang lebih kecil dari 0,05 artinya variabel return on asset (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap volume kredit. Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Muliaman Hadad (2004:22) yang mengatakan return on asset yang tinggi menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh pendapatan, sehingga diperkirakan return on asset dan volume kredit memiliki hubungan yang positif. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahrinasari (2003) yang menunjukkan return on asset (ROA) mempunyai hubungan positif dengan volume kredit.
NPL (Non performing loan) tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit karena dari hasil uji secara parsial menunjukkan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan antara variabel ini dengan volume kredit, dimana nilai signifikansi t sebesar 0,093 yang lebih besar dari 0,05 . Perbedaan ini kemungkinan disebabkan perbedaan sampel yang digunakan. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan yang mengatakan kredit bermasalah berbanding terbalik dengan volume kredit. Namun hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006), yang menemukan NPL berpengaruh signifikan terhadap volume kredit. Hasil ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmanta dan Ekananda (2005).
Dari hasil pengujian secara bersama-sama, dapat disimpulkan bahwa dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan berpengaruh signifikan terhadap volume kredit , yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai adjusted R square 0,937 mengindikasikan bahwa 93,7% variasi perubahan dalam volume kredit dapat dijelaskan oleh variabel dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan. Sedangkan sisanya 6,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Dengan demikian berarti kemampuan variabel independen dalam memprediksi variabel dependen tinggi
Analisis jurnal data sekunder:
Liabriana NPM :10207655 Kelas:3EA05
PENGARUH FAKTOR INTERNAL BANK TERHADAP VOLUME KREDIT PADA BANK YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
FRANCISCA
DRS. HASAN SAKTI SIREGAR, M.Si, Ak
Universitas Sumatera Utara
Variabel dalam jurnal ini terdiri dari variable independen yang terdiri dariDPK,CAR,OA,dan NPL,dimana regresi ini mempunyai pengaruh signifikan secara simultan atau tidak terhadap volume kredit dilakukan dengan uji F(F test).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah atau volume penyaluran kredit. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”. Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap variabel dependen, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (T test).
a. dana pihak ketiga (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit. Hal ini dapat dilihat dari t hitung > t tabel (28,885 > 1,999) dan nilai signifikan (0,000 > 0,05). Pengaruh positif dan signifikan dana pihak ketiga terhadap volume kredit sebesar 0,912 artinya setiap kenaikan dana pihak ketiga sebesar satu satuan (1%) akan diikuti kenaikan volume kredit sebesar 91,2%.
b. CAR (X2) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung <> 0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak setiap kenaikan volume kredit akan diikuti oleh kenaikan modal, dimana bank tetap dapat meningkatkan kredit selama peningkatan kredit tersebut tidak menjadikan modal bank di bawah ketetapan 8 % Bank Indonesia.
c. ROA (X3) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung > t tabel (2,583 > 1,999) dengan nilai signifikansi (0,012 < 0,05). Setiap kenaikan return on asset 1% akan diikuti dengan kenaikan volume kredit sebesar 18,3% .
d. NPL (X4) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung > t tabel (1,706 <> 0,05).
e. variabel independen (dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (volume kredit).
kelas 3EA05
PENGARUH FAKTOR INTERNAL BANK TERHADAP VOLUME KREDIT PADA BANK YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
FRANCISCA
DRS. HASAN SAKTI SIREGAR, M.Si, Ak
Universitas Sumatera Utara
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bank-bank yang go public di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Jumlah populasi yang ada adalah 23 bank pada tahun 2005, 26 bank pada tahun 2006 dan 31 bank pada tahun 2007. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2004:78). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:
1. Bank-bank tersebut terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Indonesia) pada tahun 2005, 2006 dan 2007
2. Bank-bank tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut,
3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan pada periode 2005-2007.
Hasil seleksi dengan menggunakan metode purposive sampling mendapatkan 66 sampel penelitian.
Variabel Penelitian
Variabel independen (bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan. Variabel independen disimbolkan dengan “X1” (dana pihak ketiga atau DPK), “X2” (capital adequacy ratio atau CAR), “X3” (return on asset atau ROA) dan “X4” (non performing loan atau NPL).
Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah atau volume penyaluran kredit. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
Menurut Jogiyanto (2004:62), “Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionaliasikan di dalam riset”.
a. Dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dari deposito (Abdullah, 2005:33).
b. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyanggah resiko dari aktiva bank (Dendawijaya, 2005:121). Menurut Siamat (2005:254) “perhitungan rasio kecukupan modal dilakukan dengan menbandingkan jumlah modal yang dimiliki (modal inti dan modal pelengkap) bank dengan aktiva tertimbang menurut resiko”. Dalam menghitung aktiva tertimbang menurut resiko, terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung padaaktiva
Pembahasan hasil penelitian
Dari hasil pengujian variabel secara parsial, variabel dana pihak ketiga (DPK) dan ROA (return on asset) berpengaruh signifikan terhadap volume kredit sedangkan CAR (capital adequacy ratio) dan NPL (non performing loan) tidak berpengaruh signifikan terhadap volume kredit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan t tabel serta signifikansi masing-masing variabel tersebut.
Dana pihak ketiga (DPK) dapat digunakan memprediksi volume kredit. Dari hasil uji statistik yang dilakukan, dana pihak ketiga memiliki pengaruh positif terhadap volume kredit. Hasil uji t , LN_DPK yang menunjukkan variabel dana pihak ketiga memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 artinya variabel dana pihak ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh terhadap volume kredit. Hasil ini mendukung teori yang dikemukan oleh Warjiyo (2005:432) yang mengatakan bahwa dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak seperti yang disebutkan dalan UU No.10 tahun 1998. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006) dan Harmanta dan Ekananda (2005) yang menunjukkan bahwa peningkatan dana pihak ketiga akan diikuti dengan peningkatan penyaluran volume kredit oleh perbankan.
CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit karena dari hasil uji secara parsial menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel ini dengan volume kredit, dimana nilai signifikansi t sebesar 0,727 yang lebih besar dari 0,05 . Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bank dapat mengabaikan CAR dalam penyaluran kredit karena kecukupan modal bank sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006), yang menemukan bahwa capital adequacy ratio berpengaruh signifikan terhadap volume kredit.
ROA (Return on asset) dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit. Hasil uji t , LN_ROA yang menunjukkan variabel return on asset memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,012 yang lebih kecil dari 0,05 artinya variabel return on asset (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap volume kredit. Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Muliaman Hadad (2004:22) yang mengatakan return on asset yang tinggi menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh pendapatan, sehingga diperkirakan return on asset dan volume kredit memiliki hubungan yang positif. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahrinasari (2003) yang menunjukkan return on asset (ROA) mempunyai hubungan positif dengan volume kredit.
NPL (Non performing loan) tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit karena dari hasil uji secara parsial menunjukkan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan antara variabel ini dengan volume kredit, dimana nilai signifikansi t sebesar 0,093 yang lebih besar dari 0,05 . Perbedaan ini kemungkinan disebabkan perbedaan sampel yang digunakan. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan yang mengatakan kredit bermasalah berbanding terbalik dengan volume kredit. Namun hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006), yang menemukan NPL berpengaruh signifikan terhadap volume kredit. Hasil ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmanta dan Ekananda (2005).
Dari hasil pengujian secara bersama-sama, dapat disimpulkan bahwa dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan berpengaruh signifikan terhadap volume kredit , yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai adjusted R square 0,937 mengindikasikan bahwa 93,7% variasi perubahan dalam volume kredit dapat dijelaskan oleh variabel dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan. Sedangkan sisanya 6,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Dengan demikian berarti kemampuan variabel independen dalam memprediksi variabel dependen tinggi
Analisis jurnal data sekunder:
Liabriana NPM :10207655 Kelas:3EA05
PENGARUH FAKTOR INTERNAL BANK TERHADAP VOLUME KREDIT PADA BANK YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
FRANCISCA
DRS. HASAN SAKTI SIREGAR, M.Si, Ak
Universitas Sumatera Utara
Variabel dalam jurnal ini terdiri dari variable independen yang terdiri dariDPK,CAR,OA,dan NPL,dimana regresi ini mempunyai pengaruh signifikan secara simultan atau tidak terhadap volume kredit dilakukan dengan uji F(F test).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah atau volume penyaluran kredit. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”. Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap variabel dependen, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (T test).
a. dana pihak ketiga (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit. Hal ini dapat dilihat dari t hitung > t tabel (28,885 > 1,999) dan nilai signifikan (0,000 > 0,05). Pengaruh positif dan signifikan dana pihak ketiga terhadap volume kredit sebesar 0,912 artinya setiap kenaikan dana pihak ketiga sebesar satu satuan (1%) akan diikuti kenaikan volume kredit sebesar 91,2%.
b. CAR (X2) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung <> 0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak setiap kenaikan volume kredit akan diikuti oleh kenaikan modal, dimana bank tetap dapat meningkatkan kredit selama peningkatan kredit tersebut tidak menjadikan modal bank di bawah ketetapan 8 % Bank Indonesia.
c. ROA (X3) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung > t tabel (2,583 > 1,999) dengan nilai signifikansi (0,012 < 0,05). Setiap kenaikan return on asset 1% akan diikuti dengan kenaikan volume kredit sebesar 18,3% .
d. NPL (X4) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung > t tabel (1,706 <> 0,05).
e. variabel independen (dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (volume kredit).
Tugas Metode Riset2
Liabriana NPM:10207655
Rinta Harjanti NPM:10207944
Kelas 3EA05
Tugas 2 (data primer)
Ringkasan jurnal dari:
ISSN1410-4628
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CUSTOMER’S SATISFACTION TO PDAM SERVICES OF DENPASAR CITY
Ringkasan:
Kota denpasar memiliki jumlah penduduk 532.440 jiwa dengan kepadatan penduduk 4.167 jiwa/km2 dan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 3,01%/tahun(Dinas Kependududkan dan Catatan Sipil kota Denpasar ,2002:10)
Lokasi penelitian dilakukan di kota Denpasar karena PDAM kota Denpasar memliki pelanggan yang banyak di tiga kecamatan yaitu kecamatan Denpasar Timur,kecamatan Denpasar barat,dan kecamatan Denpasar Selatan,disamping itu,masih banyaknya keluhan dari para pelanggan yang meupakan ciri pelayanan yang belum maksimal.
PDAM kota Denpasar telah mengupayakan memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih,namundalam perjalanan sring mendapat keluhan dari masyarakat atau pelanggan.Keluhan masyarakat tentang semakin sulitnya untuk mendapatkan air bersih tampaknya nasih menjadi kendala yang sepenuhnya belum dapat diatasi oleh pemerintah daerah dalam hal ini PDAM Kota Denpasar.
Faktor-faktor yang mempengarui kepuasan pelanggan dalam penelitian ini yaitu:
Faktor keandalan
Faktor ketanggapan
Faktor keyakinan
Faktor empati
Faktor berwujud
Dari pokok permasalahan,keaslian penelitian dan kajian teori dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
1. ada pegaru signifikan secara bersama-sama factor keandalan,ketanggapan,keyakinan,empati,dan berwujudterhadap kepuasa pelanggan PDAM Kota Denpasar.
2. Ada pengaruh signifikan factor keandalan,ketanggapan,,keyakinanempati,serta berwujud secara parsial terhadap kepuasan pelangan PDAM kota Denpasar.
Penelitian ini dilaksanakan di kota Denpasar.pemilihan Kota Denpasar sebagai lokasi penelitian karena PDAM kota Denpasar memiliki pelanggan yang cukup banyak yang tersebar di tiga kecamatan,yait kecamatan Denpasar Barat,Kecamatan Denpasar Timur,Dan Denpasar Selatan.
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomer 1 Tahun 2007
Rinta Harjanti NPM:10207944
Kelas 3EA05
Tugas 2 (data primer)
Ringkasan jurnal dari:
ISSN1410-4628
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CUSTOMER’S SATISFACTION TO PDAM SERVICES OF DENPASAR CITY
Ringkasan:
Kota denpasar memiliki jumlah penduduk 532.440 jiwa dengan kepadatan penduduk 4.167 jiwa/km2 dan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 3,01%/tahun(Dinas Kependududkan dan Catatan Sipil kota Denpasar ,2002:10)
Lokasi penelitian dilakukan di kota Denpasar karena PDAM kota Denpasar memliki pelanggan yang banyak di tiga kecamatan yaitu kecamatan Denpasar Timur,kecamatan Denpasar barat,dan kecamatan Denpasar Selatan,disamping itu,masih banyaknya keluhan dari para pelanggan yang meupakan ciri pelayanan yang belum maksimal.
PDAM kota Denpasar telah mengupayakan memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih,namundalam perjalanan sring mendapat keluhan dari masyarakat atau pelanggan.Keluhan masyarakat tentang semakin sulitnya untuk mendapatkan air bersih tampaknya nasih menjadi kendala yang sepenuhnya belum dapat diatasi oleh pemerintah daerah dalam hal ini PDAM Kota Denpasar.
Faktor-faktor yang mempengarui kepuasan pelanggan dalam penelitian ini yaitu:
Faktor keandalan
Faktor ketanggapan
Faktor keyakinan
Faktor empati
Faktor berwujud
Dari pokok permasalahan,keaslian penelitian dan kajian teori dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
1. ada pegaru signifikan secara bersama-sama factor keandalan,ketanggapan,keyakinan,empati,dan berwujudterhadap kepuasa pelanggan PDAM Kota Denpasar.
2. Ada pengaruh signifikan factor keandalan,ketanggapan,,keyakinanempati,serta berwujud secara parsial terhadap kepuasan pelangan PDAM kota Denpasar.
Penelitian ini dilaksanakan di kota Denpasar.pemilihan Kota Denpasar sebagai lokasi penelitian karena PDAM kota Denpasar memiliki pelanggan yang cukup banyak yang tersebar di tiga kecamatan,yait kecamatan Denpasar Barat,Kecamatan Denpasar Timur,Dan Denpasar Selatan.
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomer 1 Tahun 2007
LIABRIANA (10207655)
KELAS 3EA05
Analisis jurnal data primer 1:
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CUSTOMERS SATISFACTION TO PDAM SERVICES OF DENPASAR CITY
Tingkat kepuasan pelanggan PDAM kota denpasar diukur berdasarkan:
tingkat kontinuitas air berada dalam kategori tingkat kepasan rendah,
Pencatatan meteran air berada dalam kategori tinkat kepuasana sedang.
lokasi pembayaran berada dalam kategori tingkat kepuasan tinggiKecepatan
penanganan keluhan berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan PDAM.
1. Factor keandalan (X1)
2. Faktor ketanggapan (X2)
3. Faktor keyakinan (X3)
4. Faktor Empati (X4)
5. Faktor beruwujud (X5)
Secara Simultan seluruh factor:X1,X2,X3,X4,dan X5 berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Secara parsial factor X2,X3,X4,dan X5 berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.Sedangkan factor X1 tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pelanggan PDAM denpasar.
RINTA HARJANTI (10207944)
KELAS 3EA05
Analisis jurnal data primer 1 :
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CUSTOMERS SATISFACTION TO PDAM SERVICES OF DENPASAR CITY
Penelitian ini dilaksanakan di kota Denpasar karena PDAM kota denpasar mempunyai pelanggan yang cukup banyakyang tersebar di tiga kecamatan,yaitu kecamatan denpasar barat,Denpasar timur,dan denpasar selatan.Disamping itu,masih banyaknya terjadi keluan pelanggan yang merupakan cirri pelayanan yang belum maksimal.PDAM kota Denpasar telah mengupayakan memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih,namun dlam perjalanan sering mendapat keluhan dari masyarakat atau pelanggan.
Keluhan masyarakat tentang tentang semakin sulitnya mendapatkan air bersih,disatu pihak permintaan masyarakat akan air bersih smakin meningkat ,namun pelayanan yang diberikan belm sebanding dengan pemenuhan pelayanan permintaan masyarakat.Kontinuitas air yang belum memenuhi target 1 standar pelayanan,lokasi tempat pembayaran yang berada di tempat-tempat tertentu,serta kecepatan penanganan masih menjadi keluhan masyarakat.
Kesulitan mendapatkan pelayanan PDAm dikarenakan pungkatan jumalah pelanggan (pada periode !(1999-2003),jenis pelanggan yang paling banyak adalah pelaggan rumah tangga,dimana rata-rata peningkatan setiap tahunnya adalah 5%.Dalam periode yang sama jenis pelanggan niaga mengalami peningkatan rata-rata 13,89% per tahun.Peningkatan ini diakibatkan olh semakin banyaknya masyarakat membuka usahabaik kecil,menengah,maupun besar.Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pelanggan sebagai akibat ari peningkatan jumalah penduduk ,PDAM kota Denpasar telah mengupayakan beberapa potensi sumber air dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan akan air besih antara lain:
IPA Long Stronge Waribang tahap II dengan kapasitas 150 liter/detik
Tukad Petanu(Gianyar) dengan kapasitas 300 liter/detik.
Tukad Unda(klungkung) degan kapasitas 300 liter/detik.
Tugas Metode Riset
Tugas 2
Liabriana NPM:10207655
Liabriana NPM:10207655
Rinta Harjanti NPM:10207944
Kelas 3EA05
Rangkuman jurnal data sekunder dari:
RANGKUMAN JURNAL DATA PRIMER :
ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG
DAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA AGRO
(Studi Kasus di kebun wisata Pasirmukti, Bogor)
Kelas 3EA05
Rangkuman jurnal data sekunder dari:
RANGKUMAN JURNAL DATA PRIMER :
ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG
DAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA AGRO
(Studi Kasus di kebun wisata Pasirmukti, Bogor)
Riandina Wahyu Oktaviani dan Rita Nurmalina Suryana
1. Alumni Departemen Agribisnis, fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor
2. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Manajemen, institut Pertanian bogor
Latar Beakang dan Perumusan Masalah
Wisata argo merupakan salah satu jenis wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata dan memadukan antara kegiatan pertanian dan kegiatan wisata. Wisata agro bukan semata merupakan usaha yang menjual jasa bagi pemenuhaan kebutuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendididkan bagi masyarakat (mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha dibidang pertanian sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam). Hal ini memerikan sinyal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis yang berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah (koswara, 2005).
Meningkatnya jumlah obyek wisata di kabupaten Bogor saat ini menyebabkan tingkat persaingan khususnya persaingan para pelaku bisnis dibidang wisata (termasuk wisata agro) untuk mendapatkan perhatian dari konsumen menjadi semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Bogor 2002-2006
Tahun Jumlah persetasi Kenaikan
2002 25 0
2003 26 4
2004 29 11,53
2005 29 0
2006 31 6,89
Rata-rata 28 5,61
sumber : Laporan Tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, 2006
kebun wisata Pasirmukti merpakan salah satu obyek wisata agro yang memiliki fasilitas wisata edukatif khususnya dibidang pertanian, antara lain membajak sawah, menanam padi, memetik buah sendiri, menanam sayur dan memancing ikan.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan pengunjung terhadap performance kebun wisata Pasirmukti, sedangkan tujan spesifik adalah mengkaji tahapan proses pengambilan keputtusan pengunjung kekebun wisata Pasirmukti, menganalisis tanggaan responden terhadap atribut-atribut yang ditawarkan oleh pihak manajemen kebun wisata Pasirmukti, menganalisis tigkat kepuasan pengunjung terhadap fasilitas yang ditawarkan oleh pihak manajemen kebun wisata Pasirmukti, dan menganalisis informasi mengenai fasilitas yang perlu ditambahkan.
Datadan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel dari konsumen atau pengujung dikukan dengan pendekatan non-probability sampling melalui metode convenience sampling, Ada screening diawal kuesioner. Jumlah sampel yang diambil yaitu 100 orang.
Penelitian ini menggunakan empat alat analisis yaitu analisis deskriptif, importance- performance analysis, costumer satisfaction index dan uji friedman dan multiple comparition.
RINTA HARJANTI (10207944)
KELAS 3EA05
Analisis jurnal data primer 2:
ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN WISATA AGRO
(Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti,Bogor)
Riandina Wahyu Oktaviani dan Rita Nurmalina Suryana
“alumni Departemen Agribisnis,Fakultas pertanian,institute pertanian Bogor
Staf Pengajar fakultas Ekonoi dan Manajemen ,institute Pertanian Bogor
Penelitian ini menggunakan 4 alat analisis yaitu:
Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan kunjungan konsumen ke kebun wisata Pasirmukti.
Importance-Performance digunakan untuk memetakan hubungan antara kepentingan dengan kinerja dari msing-masing atribut-atribut tersebut.
Customer Statisfaction index digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan responden secara keseluruhan.
Uji Friedman dan Multiple Comparison,digunakan utuk menentukan urutan prioritas fasilitas tambahan yang perlu dibagun.
Jurnal ini menyajikan hasil penelitin mengenai karakteristik pengunjung,proses puusan kunjungan,respon pengunjung dan tingakat kepuasan pegunjung terhadap atribut yang ditawarkan oleh kebun wisata Pasirmukti.Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa pihak manajemen kebun wisata Pasirmukti sebaiknya memperbaiki kinerja dari promosi,kemudahan mencapai lokasi serta sarana peribadatan.selain itu,pihak kebun wisata Pasirmukti juga sebaiknya mempertahankan kinerja dari kegiatan eduatif yang merupakan keunggulan perusahaan di mata pengunjung dibandingkan dengan objek wisata lain yang sejenis.
LIABRIANA (10207655)
KELAS 3EA05
Analisis jurnal data primer 2:
ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN WISATA AGRO
(Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti,Bogor)
Riandina Wahyu Oktaviani dan Rita Nurmalina Suryana
“alumni Departemen Agribisnis,Fakultas pertanian,institute pertanian Bogor
Staf Pengajar fakultas Ekonoi dan Manajemen ,institute Pertanian Bogor
Analisis kepentingan kinerja pada atribut dan analisis tambahan pada kebun wisata Pasirmukti terdiri dari:
Analisis Kudran dimana tebagi menjadi 4 kuadran yaitu:
- kuadran I(prioritas pertama) yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi responden yang terdiri atas promosi,sarana peribadatan,dan kemudahan mencapai lokasi.
- Kuadran II(pertahankan) yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja yang baik bagi responden yang terdiri atas keamanan,kualitas dan pemeliharaan sarana dan fasilitas,kebersihan saran toilet,kegiatan edukatif dan kenyamanan.
- Kuadran III (perioritas rendah)yang memiliki tingkat kepentingan yang dan kinerja rendah yang terdiri atas luas area parker,fasilitas kebun sayur,fasilitas kebun buah,fasilitas penginapan,kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung,fasilitas kebun anggrek,danluas area kemping.
- Kuadran IV(berlebihan) yang memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan kinerja yang baik tetapi dianggap berlebihan bagi responden yang erdiri atas fasilitas kolam pancing,jenis paket wisata,tingkat pengetauan pemandu tentang fasilitas,keramahan dan kesopanan karyawan,kemudahan prosedur pelayanan bagi pengunjung,penataan lokasi,dan pemandangan alam.
Analisa Kesenjangan(GAP): kinerja seluruh atribut yang ditawarkan oleh pihak manajemen kebun wisata Pasirmuti masih berada pada di bawah harapan responden.
Customer Satisfaction Indeks: nilai indeks kepuasan pengunjung sebesar 0,6538/65,38%pada range 0,51-0,65.
Analisis varian Ranking Dua Arah Fidman dan UJi perbandingan berganda: untuk uji Fridman berdasarkan analisis tersebut maka fasilitas tambahan yang perlu diprioritaskan dan lebih dulu dibanun adalah kolam renang,kereta keliling kebun,penganekaragaman menu khas sunda,serta laboratorium dan perpustakaan pertanian.
KELAS 3EA05
Analisis jurnal data primer 2:
ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN WISATA AGRO
(Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti,Bogor)
Riandina Wahyu Oktaviani dan Rita Nurmalina Suryana
“alumni Departemen Agribisnis,Fakultas pertanian,institute pertanian Bogor
Staf Pengajar fakultas Ekonoi dan Manajemen ,institute Pertanian Bogor
Penelitian ini menggunakan 4 alat analisis yaitu:
Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan kunjungan konsumen ke kebun wisata Pasirmukti.
Importance-Performance digunakan untuk memetakan hubungan antara kepentingan dengan kinerja dari msing-masing atribut-atribut tersebut.
Customer Statisfaction index digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan responden secara keseluruhan.
Uji Friedman dan Multiple Comparison,digunakan utuk menentukan urutan prioritas fasilitas tambahan yang perlu dibagun.
Jurnal ini menyajikan hasil penelitin mengenai karakteristik pengunjung,proses puusan kunjungan,respon pengunjung dan tingakat kepuasan pegunjung terhadap atribut yang ditawarkan oleh kebun wisata Pasirmukti.Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa pihak manajemen kebun wisata Pasirmukti sebaiknya memperbaiki kinerja dari promosi,kemudahan mencapai lokasi serta sarana peribadatan.selain itu,pihak kebun wisata Pasirmukti juga sebaiknya mempertahankan kinerja dari kegiatan eduatif yang merupakan keunggulan perusahaan di mata pengunjung dibandingkan dengan objek wisata lain yang sejenis.
LIABRIANA (10207655)
KELAS 3EA05
Analisis jurnal data primer 2:
ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN WISATA AGRO
(Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti,Bogor)
Riandina Wahyu Oktaviani dan Rita Nurmalina Suryana
“alumni Departemen Agribisnis,Fakultas pertanian,institute pertanian Bogor
Staf Pengajar fakultas Ekonoi dan Manajemen ,institute Pertanian Bogor
Analisis kepentingan kinerja pada atribut dan analisis tambahan pada kebun wisata Pasirmukti terdiri dari:
Analisis Kudran dimana tebagi menjadi 4 kuadran yaitu:
- kuadran I(prioritas pertama) yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi responden yang terdiri atas promosi,sarana peribadatan,dan kemudahan mencapai lokasi.
- Kuadran II(pertahankan) yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja yang baik bagi responden yang terdiri atas keamanan,kualitas dan pemeliharaan sarana dan fasilitas,kebersihan saran toilet,kegiatan edukatif dan kenyamanan.
- Kuadran III (perioritas rendah)yang memiliki tingkat kepentingan yang dan kinerja rendah yang terdiri atas luas area parker,fasilitas kebun sayur,fasilitas kebun buah,fasilitas penginapan,kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung,fasilitas kebun anggrek,danluas area kemping.
- Kuadran IV(berlebihan) yang memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan kinerja yang baik tetapi dianggap berlebihan bagi responden yang erdiri atas fasilitas kolam pancing,jenis paket wisata,tingkat pengetauan pemandu tentang fasilitas,keramahan dan kesopanan karyawan,kemudahan prosedur pelayanan bagi pengunjung,penataan lokasi,dan pemandangan alam.
Analisa Kesenjangan(GAP): kinerja seluruh atribut yang ditawarkan oleh pihak manajemen kebun wisata Pasirmuti masih berada pada di bawah harapan responden.
Customer Satisfaction Indeks: nilai indeks kepuasan pengunjung sebesar 0,6538/65,38%pada range 0,51-0,65.
Analisis varian Ranking Dua Arah Fidman dan UJi perbandingan berganda: untuk uji Fridman berdasarkan analisis tersebut maka fasilitas tambahan yang perlu diprioritaskan dan lebih dulu dibanun adalah kolam renang,kereta keliling kebun,penganekaragaman menu khas sunda,serta laboratorium dan perpustakaan pertanian.
Jumat, 06 November 2009
MOTIVASI DAN GAYA HIDUP DALAM MENENTUKAN PILIHAN BARANG DAN JASA YANG AKAN DIBELI
Pengertian motivasi dan gaya hidup
Motivasi konsumen
Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
atau
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak,yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi.Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan .Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasa ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan sesungguhnyadirasakan.
Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu,uang dan energi dan mereflesikan nilai-nilai,rasa,dan kesukaan.Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang terjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus hidup.
Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup,bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka.Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya,dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidupnya.Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi,kepribadian,kelas sosial,daur hidup dalam rumah tangga.
Dari penjelasan motivasi dan gaya hidup diatas,dapat disimpulkan betapa berpengaruhnya motivasi dan gaya hidup mempengaruhi dalam pemilihan jenis barang dan jasa yang akan dibeli dan digunakan oleh konsumen.
Motivasi setiap orang dalam melakukan pemilihan,pembelian dan penggunaan produk ataupun jasa pastinya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya,sesuai dengan kebutuhan dan keperluan mereka masing-masing.Motivasi tersebut timbul dikarenakan:
- tuntutan hidup yang mengharuskan seseorang membeli berbagai barang ataupun jasa seperti kebutuhan primer dan sekunder.
- karena adanya kegiatan ataupun aktivitas sehari-hari yang mengharuskan menggunakan atau memakai barang ataupun jasa yang sesuai dengan keperluan contohnya alat tulis,seragam sekolah,tas sekolah untuk anak-anak sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mereka.Ataupun kebutuhan akan peralatan komputer yang kini banyak digunakan untuk menyelesaikkan tugas-tugas ,menyimpan data,dan lain-lain.
-barang ataupun jasa tersebut sudah benar-benar terkenal atau sedang trend di kalangan masyarakat dan terjamin mutunya serta kualitasnya.Motivasi tersebut dapat juga karena adanya pengaruh dan saran dari teman,keluarga yang telah memakai dan merasakan manfaat dari barang atau jasa tertentu.
-banyaknya uang yang dimiliki untuk membeli barang atau jasa tertentu.
Gaya hidup sangat dipengaruhi dan tergantung pada kepribadian,sifat ataupun watak dari setiap orang,dimana nantinya akan sangat mempengaruhi bagaimana ia akan mempergunakan penghasilannya atau uangnya,seberapa banyak waktu dan uang yang digunakan untuk membeli barang atau jasa sesuai dengan yang dikehendakinya.Ada orang yang suka menghabiskan waktu dan uangnya untuk berbelanja berbagai barang dan jasa yang tidak hanya yang merupakan kebutuhan utamanya tetapi juga barang-barang mewah,tetapi ada juga yang hidup berhemat dan hanya membeli barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan hidupnya saja dan lain-lain.
REFERENSI:
1. http//dhynaloopz.ngeblogs.com/
2. http//massofa.wordpress.com/2008/02/02/perilaku-konsumen/
Minggu, 25 Oktober 2009
KENAIKKAN HARGA SEMBAKO DI PASAR BOGOR MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI (2009)
Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk(bagi konsumen maupun bagi produsen)yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter(rupiah,dollar,yen,rupee,dan sebagainya).
Faktor menentu harga terdiri dari
1.Faktor internal:
- tujuan pemasaran
- strategi marketing-mix
- organisasi
2. Faktor Eksternal:
- Elastisitas permintaan dan kondisi persaingan pasar
- Harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubahan harga
- Lingkungan eksternal yang lain,lingkungan mikro,maupun lingkungan makro
Tujuan harga secara umum:
1. Perusahaan yang mempertimbangkan biaya akan bertujuan untuk mengendalikan keuntungan atau sekedar hanya untuk menutup biaya.
2. Perusahaan yang mempertimbangkan permintaan pasar akan bertujuan untuk mengendalikan penjualan atau market-share.
3. Perusahaan yang mempertimbangkan persaingan harga akan bertujuan untuk mengendalikan persaingan.
Berikut saya akan membahas tentang kenaikkan harga sembako di pasar tradisional Bogor.
2. Gula putih dan gula merah : dari Rp 9.500,00 menjadi Rp 11.000,00/Kg
3. Beras: dari Rp 4.200,00 menjadi Rp 4.300,00/Liter
4. Daging Sapi : dari Rp 60.000,00 menjadi Rp 75.000,00/Kg
5. Daging Ayam :dari Rp 16.000,00 menjadi Rp 18.000,00
6. Cabe Merah : dari Rp 18.000,00 menjadi Rp 20.000,00/Kg
7. Bawang merah: dari Rp 8.000,00 menjadi Rp 12.000,00/Kg
8. Terigu:dari Rp 7.000,00 menjadi Rp 9.000,00/Kg
Adapun bahan yang tidak mengalami kenaikkan yaitu harha bawang putih tetap dengan harga Rp 12.000,00/Kg dan harga minyak goreng Rp 9.000,00/Kg
Sumber/Referensi dari:
- Seri Diktat Kuliah DASAR PEMASARAN Universitas Gunadarma.
- Wawancara dengan pedagang.
Faktor menentu harga terdiri dari
1.Faktor internal:
- tujuan pemasaran
- strategi marketing-mix
- organisasi
2. Faktor Eksternal:
- Elastisitas permintaan dan kondisi persaingan pasar
- Harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubahan harga
- Lingkungan eksternal yang lain,lingkungan mikro,maupun lingkungan makro
Tujuan harga secara umum:
1. Perusahaan yang mempertimbangkan biaya akan bertujuan untuk mengendalikan keuntungan atau sekedar hanya untuk menutup biaya.
2. Perusahaan yang mempertimbangkan permintaan pasar akan bertujuan untuk mengendalikan penjualan atau market-share.
3. Perusahaan yang mempertimbangkan persaingan harga akan bertujuan untuk mengendalikan persaingan.
Berikut saya akan membahas tentang kenaikkan harga sembako di pasar tradisional Bogor.
Menjelang hari raya Idul Fitri,banyak sekali orang-orang terutama ibu-ibu yang sibuk berbelanja berbagai bahan pokok makanan untuk mersiapan menyambut hari raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 20 September 2009.Tentunya tempat-tempat perbelanjaan seperti mol,pasar modern maupun pasar tradisional dipadati oleh para pembeli.Seperti kondisi di pasar tradisional Bogor pembeli sangat banyak dan bahkan memadati setiap jalan di pasar bogor,sehingga kita harus berjalan pelan dan hati-hati.
Pada saat menjelang hari raya seperti ini harga sembako pun pastinya akan mengalami kenaikkan,ketika bertanya kepada para pedagang di Pasar Tradisional bogor pada tanggal 18 September 2009,sembako yang mengalami kenaikkan dintaranya yaitu:
1. Telur : dari Rp 13.000,00 menjadi Rp 16.000,00/Kg2. Gula putih dan gula merah : dari Rp 9.500,00 menjadi Rp 11.000,00/Kg
3. Beras: dari Rp 4.200,00 menjadi Rp 4.300,00/Liter
4. Daging Sapi : dari Rp 60.000,00 menjadi Rp 75.000,00/Kg
5. Daging Ayam :dari Rp 16.000,00 menjadi Rp 18.000,00
6. Cabe Merah : dari Rp 18.000,00 menjadi Rp 20.000,00/Kg
7. Bawang merah: dari Rp 8.000,00 menjadi Rp 12.000,00/Kg
8. Terigu:dari Rp 7.000,00 menjadi Rp 9.000,00/Kg
Adapun bahan yang tidak mengalami kenaikkan yaitu harha bawang putih tetap dengan harga Rp 12.000,00/Kg dan harga minyak goreng Rp 9.000,00/Kg
Sumber/Referensi dari:
- Seri Diktat Kuliah DASAR PEMASARAN Universitas Gunadarma.
- Wawancara dengan pedagang.
MACAM-MACAM KEMASAN PRODUK MINUMAN TEH
Produk adalah segala sesuatu (meliputi ojek fisik, jasa, tempat, organisasi, ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.
Rancangan Produk Total meliputi lima tingkatan yaitu:
1. produk utama
2. produk generik
3. produk harapan
4. produk pelengkap
5. produk potensial
Atribut produk adalah sesuatu yang dilengkapi manfaat utama produk sehingga mampu lebih memuaskan konsumen yang meliputi :
1. Merk
adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya yang dapat memberikan identitas barang dan membedakan dengan produk pesaing.
2. Pembungkusan
adalah proses yang berkaitan dengan perencanaan dan pembuatan wadah, pembungkus, maupun pengangkut.
3. Lebel
adalah informasi produsen atas produk.
4. Garansi
adalah janji atau jaminan yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen.
5. Produk tambahan
adalah barang atau jasa yang diberikan kepada konsumen menyertai penjualan utama produk.
Dengan penjelasan diatas mengenai produk, maka saya akan membahas tentang kemasan produk teh yang beredar di pasaran.
Seperti kita lihat dan kita dengar dari zaman dahulu sampai sekarang produk teh mengalami perubahan dari kemasan, bentuk, dan fungsinya. dulu teh dikemas dengan fisik berupa daun yang dikeringkan yang difungsikan sebagai minuman penghangat tubuh sama halnya seperti minuman kopi, namun kemudian teh difungsikan tidak hanya untuk minuman penghangat tubuh tetapi sekarang difungsikan untuk minuman penyegar dari rasa dahaga. Produk teh mulai dikemas dalam bentuk katongan yang kita sering menyebutnya dengan teh "celup". Dengan perkembangan zaman saat ini bila kita melihat tayangan iklan produk teh pada saat ini sudah dikemas dalam berbagai bentuk seperti botol, kotak kecil, sashet, dan gelasan. Rasa teh sekarang pun dipadukan dengan berbagai rasa buah seperti rasa buah stawbery, jeruk, apel, jambu dll.
Sumber dari :
- Seri diktat kuliah DASAR PEMASARAN universitas Gunadarma
- Tayangan iklan dan pedagang minuman teh
Minggu, 11 Oktober 2009
segmentasi pasar
segmen manfaat, demografis, perilaku, psikografis
* obat
- penurun panas anak, anak-anak, diminum pada saat sakit, penderita sakit panas
- untuk penyakit kulit, keluarga, -, penderita penyakit
kulit
* pasta gigi
- untuk membersihkan gigi, keluarga, digunakan setiap hari, orientasi otonom
* sikat gigi
- untuk menyikat gigi hingga kesela-sela gigi, keluarga, digunakan setiap hari, orientasi otonom
* teh
- untuk melangsingkan tubuh, wanita, diminum sesuai kebutuhan, wanita gemuk
- untuk minuman segar, keluarga, -, orientasi otonom
* sabun
- membersihkan tubuh dari kuman penyakit, keluarga, digunakan setiap hari, orientasi otonom
- untuk kecantikan kulit, wanita, digunakan setiap hari, wanita yang ingin tampil cantik
* susu
- untuk pertumbuhan tulang, anak-anak, diminum setiap hari, anak yang dalam pertumbuhan
- untuk melancarkan ASI, wanita, diminum pada masa menyusui, ibu hamil
* obat
- penurun panas anak, anak-anak, diminum pada saat sakit, penderita sakit panas
- untuk penyakit kulit, keluarga, -, penderita penyakit
kulit
* pasta gigi
- untuk membersihkan gigi, keluarga, digunakan setiap hari, orientasi otonom
* sikat gigi
- untuk menyikat gigi hingga kesela-sela gigi, keluarga, digunakan setiap hari, orientasi otonom
* teh
- untuk melangsingkan tubuh, wanita, diminum sesuai kebutuhan, wanita gemuk
- untuk minuman segar, keluarga, -, orientasi otonom
* sabun
- membersihkan tubuh dari kuman penyakit, keluarga, digunakan setiap hari, orientasi otonom
- untuk kecantikan kulit, wanita, digunakan setiap hari, wanita yang ingin tampil cantik
* susu
- untuk pertumbuhan tulang, anak-anak, diminum setiap hari, anak yang dalam pertumbuhan
- untuk melancarkan ASI, wanita, diminum pada masa menyusui, ibu hamil
Langganan:
Postingan (Atom)